Pages

Sabtu, 25 April 2015

Macam-macam Pelaku Ekonomi dan Peranannya






A Pelaku Ekonomi dalam Ilmu Ekonomi dan peranannya

1. Perusahaan Negara / Pemerintah (BUMN)

Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi. Sebagai pelaku ekonomi, pemerintah melakukan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

a. Kegiatan Produksi

Sebagai pelaku kegiatan produksi, pemerintah mendirikan perusahaan negara atau disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN sudah berperan dan berkontribusi positif  bagi perekonomian Indonesia. BUMN juga turun berperan menghasilkan barang dan jasa bagi kesejahteraan rakyat serta berperan besar dalam sistem ekonomi kerakyatan. Pemerintah mendirikan BUMN dalam rangka untuk mengelola cabang prosuksi serta sumber kekayaan alam yang sifatnya strategis dan menyangkut hajat hidup banyak orang.
Contohnya, PT KAI, PT Pos Indonesia, PT PLN, dan PT Dirgantara. Peran BUMN dalam sisduksi yang menyangkut hajat hidup banyak orang.
Mengelola Air, bumi, serta sumber daya alam yang terkandung di dalamnya dengan efektif dan efisien.
Penunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
Penyedia lapangan pekerjaan untuk masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran.     

b. Kegiatan Konsumsi

Pemerintah juga melakukan kegiatan ekonomi disebabkan pemerintah juga memerlukan barang dan jasa dalam pelaksanaan tugasnya. Contoh-contoh kegiatan konsumsi pemerintah adalah keperluan administrasi, konsumsi kepegawaian, dan lain sebagainya.

c. Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah, misalnya seperti penyaluran sembilan bahan pokok melalui BULOG. Distribusi ini tidak boleh tersendat, apabila tidak lancar, akan menimbulkan kelangkaan barang, harga barang yang tinggi.

2. Swasta (BUMS)

BUMS juga merupakan salah satu pelaku ekonomi di Indonesia.
BUMS memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarmya. Pendirian BUMS adalah untuk mengelola sumber saya alam di Indonesia. Namun tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945 dan peraturan pemerintah. Peran BUMS salah satunya ialah untuk membantu peningkatan produksi nasional, mengurangi pengangguran, pemerataan pembangunan, dan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.

3. Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang berbadan hukum yang pelaksanaannya berlandaskan kekeluargaan. Koperasi adalah pembangun perekonomian kerakyatan Indonesia sesuai UUD 1945. Tujuan koperasi ialah untuk menyejahterakan anggota koperasi pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
Fungsi dan peran koperasi adalah untuk membangun serta mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota. Selain itu juga turut serta dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Koperasi juga menjadi soko guru perekonomian Indonesia yang menjadi penguat dan pengokoh perekonomian rakyat.

B.  Pelaku Ekonomi dalam Ilmu Ekonomi Makro dan peranannay

1. Rumah Tangga

Sektor rumah tangga memiliki factor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi barang dan jasa privat (sektor perusahaan)maupun barang dan jasa (sektor pemerintah. Factor-faktor produksi tersebut adalah kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja), barang modal uang dan kesediaan untuk menanggung resiko yang dihadapi oleh perusahaan dengan membeli saham.

A. Rumah Tangga Keluarga sebagai Produsen

Rumah tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi merupakan pemilik faktor produksi yang meliputi tanah, tenaga kerja, keahlian dan modal. Kegiatan produksi yang dilakukan dalam rumah tangga keluarga adalah menyediakan faktor produksi yang dibutuhkan pelaku ekonomi lainnya. Dalam kegiatan ini rumah tangga keluarga memperoleh penghasilan/pendapatan dalam bentuk uang.

B. Rumah Tangga Keluarga sebagai Konsumen

Rumah tangga keluarga merupakan kelompok yang paling sering melakukan kegiatan konsumsi. Faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi rumah tangga adalah:

- Jumlah pendapatan keluarga
- Jumlah anggota keluarga
- Tingkat harga barang atau jasa
- Status sosial ekonomi keluarga

1. Membeli berbagai Barang atau Jasa (Konsumsi)
Rumah tangga akan menggunakan penghasilannya untuk dapat mengkonsumsi suatu barang atau jasa dalam hal peenuha kebutuhannya.

2 . Disimpan/Ditabung
Rumah tangga akan menyimpan sisa dari hasil konsumsi untuk ditabung. Rumah tangga berharap akan mendapatkan bunga dari kegiatan menabung tersebut.

C. Rumah Tangga Keluarga sebagai Distributor

Rumah tangga juga berperan dalam hal penyaluran barang. Rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya ada yang menghasikan uang dari menyalurkan kembali barang yang telah dibeli kemudian dijual kepada konsumen.

2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang ataupun sekelompok dengan tujuan untuk menghasilkan laba dalam hal memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara memproduksi barang atau jasa. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

A. Perusahaan sebagai Produsen
                                            
Kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen. Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.

B. Perusahaan sebagai distributor

Perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke konsumen. Setelah proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan barang. Barang-barang tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan penyaluran (distribusi) barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur, sehingga konsumen lebih mudah mendapatkan barang tersebut.

C. Perusahaan sebagai Konsumen

Perusahaan juga mengkonsumsi barang atau jasa dari pihak lain, Perusahaan dapat dikatakan sebgai onsumen dari perusahaan lain jika perusahaan tersebut mengkonsumsi hasil produksi dari perusahaan lain.

3. Pemerintah

Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

A. Kegiatan Konsumsi Pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang dan jasa. Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan membeli alat-alat tulis kantor, membeli alat-alat kedokteran, membeli peralatan yang menunjang pendidikan, menggunakan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah, dan sebagainya.

B. Kegiatan Produksi Pemerintah

Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran pemerintah dalam kegiatan produksi diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PLN yang mengelola listrik, dan PT Telkom yang mengelola komunikasi dan Indonesia merupakan salah atu kegiatan produksi pemerintah.

C. Kegiatan Distribusi Pemerintah

Selain melakukan kegiatan konsumsi, pemerintah juga berperan dalam kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi ini berbeda dengan kegiatn distribusi dalam sektor lainnya (rumah tangga ataupun perusahaan). Pemerintah menyalurkan barang atau jasa yang bersifat bantuan.

Berikut ini kegiatan-kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah:

- Menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)  Dalam hal bantuan kegiatan pendidikan. Misalnya buku pelajaran, alat tulis dan sebagainya.
- Memberi bantuan kepada rakyat miskin berupa penyaluran raskin (beras rakyat miskin) melalui BULOG.

Peran pemerintah atau rumah tangga negara dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:

1. Pengatur, yaitu bahwa pemerintah harus mengatur lalu lintas perekonomian dalam negeri untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi rakyat banyak.

2. Konsumen, untuk melakukan tugasnya pemerintah juga memerlukan barang dan jasa. Misalnya untuk keperluan peralatan dan perlengkapan kantor, kepentingnan pertahanan dan keamanan Negara dll.

3. Sebagai produsen, pemerintah juga menjalankan perusahaan milik negara, khususnya produksi barang dan jasa yang vital bagi kepentingan negara dan kesejahteraan masyarakat misalnya perusahaan air minum, listrik, tambang minyak, bank dll.

4. Pembuat dan pelaksana aturan main,  yaitu pemerintah menjamin bahwa peserta pasar akan berlaku secara jujur dan mematuhi aturan main yang berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasar.

5. Menjamin kompetisi, yaitu pemerintah menjamin iklim kompetisi yang baik dimana tidak ada praktik tidak terpuji seperti kolusi, monopoli dan penetapan harga yang berpotensi menyingkirkan pesaing dari pasar.

6. Menyediakan barang publik, yaitu pemerintah memilki kewenangan untuk menagih pajak untuk menyediakan barang-barang publik seperti pertahanan negara dan keadilan.

D.  Masyarakat (Ekspor dan Import)

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan masyarakat adalah masyarakat luar negeri. Dalam konsep ini, terdapat transaksi perdagangan internasional yang melibatkan masyarakat luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
Hubungan perdagangan internasional ataupun kontak dengan masyarakat luar negeri angat diperlukan, karena pada dasarnya setiap Negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya hanya dari sumber daya dari negara itu sendiri saja. Diperlukan sumber daya yang dihasilkan oleh Negara lain, yang mana sumber daya tersebut tidak dihasilkan oleh Negara konsumsen.
Masyarakat luar negeri juga dapat melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan konsumsi dan kegiatan produksi.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri, akan tampak pada aktivitas berikut ini:

- Membeli barang-barang yang tidak diproduksi oleh masyarakat dalam negeri.
- Menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara, seperti bandara, stasiun, pasar, dan sebagainya.
- Menikmati objek-objek wisata negara lain seperti pegunungan, pantai dan sebagainya.
- Menggunakan tenaga kerja-tenaga kerja dari negara lain.

Masyarakat juga melakukan kegiatan produksi. Kegiatannya akan tampak pada aktivitas berikut ini:

- Masyarakat luar negeri menghasilkan barang yang tidak diproduksi oleh negara lain.
- Melakukan penanaman modal di negara lain.
- Melakukan penanaman modal di negara lain.
- Mengirimkan tenaga kerja dan tenaga ahli ke negara-negara yang membutuhkan.

Dari kegiatan diatas, masyarakat luar negeri dapat memberikan pengaruh dalam kegiatan ekonomi suatu Negara.

Berikut ini beberapa peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi:
- Melalui kegiatan perdagangan (kegiatan ekspor impor) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Negara bersangkutan.
- Dalam hal pertukaran tenaga kerja antar negara dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendii, sehingga barang atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi
- Membuka lapangan kerja.
- Meningkatkan devisa.

Penerapan Sistem Ekonomi yang Tepat untuk Indonesia




Banyak sekali macam-macam sistem ekonomi yang ada, seperti sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi komando, sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi pancasila(Campuran).
Indonesia adalah dimana kedaulatan terbesar ada ditangan masyarakat berdasarkan asas Pancasila yang di terapkannya, maka dari itu, Sistem yang tepat untuk Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila. Hal ini berkaitan dengan beberapa alasan, yaitu :

Pertama, masih banyak masyarakat Indonesia saat ini yang dibawah garis kemiskinan. Apabila Indonesia menggunakan sistem ekonomi Kapitalis, maka akan memiskinkan masyarakat. Ekonomi kapitalis murni tidak bisa diterapkan di Indonesia, karena sistem tersebut hanya menguntungkan dua golongan, yakni pemilik modal dan perbankan. Orang-orang yang memiliki modal akan semakin kaya, sementara yang miskin akan semakin miskin dan akhirnya akan menyebabkan ketimpangan.

Kedua, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki usaha yang masih tergolong kedalam UKM ( Usaha Kecil Menengah) yang masih belum bisa bersaing secara sempurna dengan usaha-usaha yang besar. Oleh sebab itu, maka diperlukan peran pemerintah (Komunis/Sosialis) untuk membantu dalam mengatur atau memberikan keijakan agar Infant Industry tersebut bisa berkembang. Dalam kapitalisme murni, pemerintah tidak diperbolehkan melakukan hal ini, oleh sebab itu kapitalisme murni tidak bisa diterapkan di Indonesia.

Ketiga, dalam Kapitalis murni, perusahaan atau suatu usaha didirikan dengan tujuan Profit Motive. Di Indonesia hal itu tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya. Campur tangan pemerintah sangat diperlukan pada hal-hal tertentu, seperti dalam penyediaan barang-barang publik seperti jalan dan jembatan. Apabila semua perusahaan bergerak dengan motif keuntungan, maka barang-barang publik tidak akan pernah tersedia, perusahaan tidak mau membuat barang publik karena tidak menguntungkan bagi perusahaan. Oleh sebab itu maka peran pemerintah diperlukan.

Keempat, Indonesia adalah negara yang masih sedang berkembang, kegagalan pasar masih sering terjadi yang dapat disebabkan oleh kurang meratanya informasi dan aksesibilitas terhadap sarana transportasi dan komunikasi. Apabila ekonomi diserahkan ke pasar sepenuhnya, maka akan terjadi kegagalan pasar yang akan membuat perekonomian menjadi buruk. Masalah ekonomi seperti Inflasi dan pengangguran yang tinggi bisa muncul dan menyebakan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan akhirnya akan terjadi kemiskinan. Peran pemerintah diperlukan dalam mengatur pasar, seperti menetapkan Ceilling Price dan Floor Price, atau membuat Lembaga pengaturan pasar seperti BULOG.

Referensi :






Sabtu, 18 April 2015

Inflasi dan Investasi

          Banyak sekali cabang-cabang ekonomi yang memang sangat berperan penting bagi kemakmuran bangsanya, baik itu dilihat dari segi ekonomi mikro dan makro. Untuk perekonomian mikro biasanya mencakup hal-hal mikro ekonomi seperti permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa, namun sebaliknya dengan perekonomian makro dimana perekonomian ini mencakup elemen-elemen ekonomi luas suatu negara yang memang langsung berkaitan dengan pihak pemerintah secara langsung, seperti pendapatan nasional, permintaan uang, investasi, inflasi dan banyak lagi. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas mengenai  inflasi dan kaitannya dengan investasi.

Apasih inflasi itu sebenarnya?

Inflasi bisa diartikan bahwa suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu. Ada beberapa komponen jika dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu :
1.       Kenaikan Harga
2.       Bersifat umum
3.       Berlangsung terus menerus.

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Contoh mudah seperti, ketika terjadi inflasi harga suatu barang akan naik sehingga nilai riil mata uang itu sendiri akan merosot, semisal belum terjadi inflasi, harga suatu kemeja bermerk ternama dijual dengan harga Rp. 250.000,dengan ini nilai riil itu sepandan dengan kualitas yang dijamin, namun ketika terjadi inflasi, nilai riil mata uang akan merosot, sehingga dengan uang Rp.250.000 konsumen bisa membeli produk yang ternama, namun ketika inflasi melonjak, dengan uang Rp.250.000, konsume hanya bisa membeli kaos oblong yang tidak bermerk, artinya dengan nilai riil mata uang yang sebelumnya dianggap mahal namun ketika inflasi melanda, nilai riil mata uang tersebut tak ternilai begitu mahal.  Banyak orang mengira bahwa inflasi itu hanya membawa kerugian semata, namun dibalik itu ada pula keuntungannya. Kerugian inflasi sebagai berikut, yaitu :

Inflasi memperbanyak jumlah masyrakat produktif yang menganggur karena banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Harga dalam berbagai barang konsumsi masyarakat menjadi mahal, sehingga untuk menutupinya seringkali harus memperkecil pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhannya, pra pemborong atau kontraktor harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapt menutup pengeluaran karena terjadinya inflasi. Sehingga keuntungan me njadi berkurang. Bagi para kreditor atau pembeli pinjaman karena nilai riil dari pinjaman yang diberikan dapat lebih kecil, contoh lainnya lagi, pada saat sebelum inflasi pinjaman sebesar Rp.500.000 setara dengan 25 gram emas, namun setelah inflasi dapat menurun menjadi 20 gram emas. Bagi para penabung terjadinya inflasi memperbesar tingkat bunga dan menurunkan nilai uang yang ditabung dibandingkan ketika sebelum inflasi.

Inflasi tidak selalu menimbulkan kerugian, inflasi juga memberikan keuntungan di pihak lain. Keuntugan inflasi  dirasakan bagi suatu perusahaan yang memiliki stok persediaan barang dari sebelum terjadinya inflasi. Bagi para pedagang, inflasi dijadikan sebagai kesempatan untuk mempermainkan harga dengan cara menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan yang besar. Bagi orang-orang atau perusahaan yang mengadakan spekulasi, mereka akan menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya saat terjadi inflasi. Kenaikan harga akan menguntungkan mereka. Bagi para peminjam, terjadinya inflasi tidak mempengaruhi jumlah pinjaman mereka  jika pinjamannya terjadi sebelum terjadi inflasi. Meskipun saaat terjadi inflasi mengalami kenaikan harga. Contohnya para pengambil KPR BTN inflasi akan mengakibatkan harga bahan bangunan naik, namun jumlah kewajiban yang harus dibayar kepada BTN tidak ikut naik.

Maka, apa yang akan terjadi selanjutnya jika jika terjadi?bagaimana peran pemerintah?

Jika sudah terjadi inflasi, akibatnya penawaran uang akan terus melonjak, maka dari itu salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi inflasi tersebut adalah menaikkan tingkat suku bunga. Untuk para penabung, tingkat suku bunga yang tinggi menjadi pertimbangan untuk tetap menabung, namun disisi lain, para investor yang meminjam pinjaman dari bank akan terbebani ketika  investasi dilanda kenaikkan suku bunga. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi  investasi itu sendiri selain tingkat suku bunga. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi investasi, yaitu :
1.       Keuntungan Yang Diharapkan
Motif utama orang melalukan investasi adalah mendapat keuntungan. Apabila pengusaha optimis bahwa investasinya memperoleh keuntungan , maka mereka akan melakukan investasi. Sebelum  melakukan investasi, pengusaha melakukan kajian studi kekayaan terlebih dahulu, apakah nantinya akan memberikan keuntungan atau sebaliknya, kalau tingkat keuntungan (%) yang diperoleh diperkirakan akan lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku maka dikatan menguntungkan ,namun apabila tingkat kentungan yang diharapkan lebih kecil dibanding tingkat bunga, maka perusahaan tidak melakukan investasi karena menyebabkan kerugian.
2.       Peningkatan teknologi
Peningkatan teknologi merupakan pendorong perusahaan untuk melakukan investasi, penemuan mesin yang lebih produktif akan menurunkan produksi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan penggunaan mesin tersebut.
3.       Pajak
Kenaikan pajak akan menurunkan tingkat keuntungan yang diperoleh sehingga mengurangi investasi itu sendiri.
4.       Kondisi Sarana dan Prasana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuang limbah dan lain-lain.
5.       Pendapatan Nasional per kapita untuk Tingkat Negara(Nasional) dan PDRB per kapita untuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten atau Kota.
Pendapatan nasional per kapita merupakan cerminan dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah , maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk menarik investasi

   Kesimpulan dari data diatas, elemen-elemen perekomian memang  saling berhubungan satu sama lain.  Semua elemen-elemen yang baik akan memberikan hasil yang baik pula bagi kemajuan perekomian bangsanya.


Jumat, 10 April 2015

Polemik Kemiskinan di Indonesia



            Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.

             Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal:
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat dan sistem nilai yang dimiliki.
Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain.
Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
Fungsi Kemiskinan
Pertama, kemiskinan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat, berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang mampet, membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam. Bayangkan apa yang terjadi bila orang miskin tidak ada. Sampah bertumpuk, rumah dan pekarangan kotor, pembangunan terbengkalai, banyak kegiatan ekonomi yang melibatkan pekerjaan kotor dan berbahaya yang memerlukan kehadiran orang miskin.
Kedua, kemiskinan memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual (diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk, sayuran yang tidak laku, Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk orang-orang miskin.
Ketiga, kemiskinan mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipatgandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
Keempat, kemiskinan menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial. Tidak ada komoditas yang paling laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di pasar internasional selain kemiskinan.
Kelima, memperteguh status sosial orang kaya. Perhatikan jasa orang miskin pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya.
Keenam, bermanfaat untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalu lintas ditertibkan (ditangkap, dagangannya diambil, dan kerugiannnya tidak diganti).
  Berdasarkan pengertian diatas maka kemiskinan dapat terjadi dikarenakan beberapa penyebab, Menurut Sharp et al. (2000), kemiskinan terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu:
 1.         Rendahnya kualitas angkatan kerja.
 2.         Akses yang sulit terhadap kepemilikan modal.
 3.         Rendahnya masyarakat terhadap penguasaan teknologi.
 4.         Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
 5.         Tingginya pertumbuhan penduduk.

    Nugroho & Dahuri, 2004: 165 – 168 menyatakan kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat karena penyebab natural, kultural dan struktural. Kemiskinan natural disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kemiskinan struktural disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai kebijakan, peraturan, keputusan dalam pembangunan, kemiskinan ini umunya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang berjalan tidak seimbang. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyak disebabkan sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam kemiskinan. Dengan kata lain seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya tidak memungkinkan orang tersebut untuk mentaati tata nilai dan norma dalam masyarakatnya.
     Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
                Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
 


 bukankah sudah ada pemerintah dalam mengatasi kemiskinan?


Masalah kemiskinan memang merupakan tanggung jawab pemerintah, tapi bukan satu-satunya. Kenapa mengatakan demikian, karena semua pihak ikut andil dalam menyelesaikan masalah ini. Pihak-pihak ini bisa lembaga pendidikan, lembaga pelatihan kerja, perusahaan, para bisnisman, para pemuka agama, organisasi masyarakat, dan lain-lain, termasuk kita sebagai individu.  Jika kita bersatu padu maka masalah kemiskinan ini akan menjadi ringan. Namun apakah itu mudah terjadi? Jawabnya jelas tidak. Karena tidak semua pihak menyadari masalah kemiskinan ini sebagai masalah bersama.



Terus bagaimana mengatasinya?


Jawabannya satu melalui pendidikan. Mungkin anda bertanya “Kok pendidikan, bukannya pendidikan juga merupakan masalah besar bangsa ini, terus lagi, bagaimana mungkin orang mengeyam pendidikan jika masalah miskin ini belum terentaskan. Tunggu dulu teman, memang benar, pendidikan adalah masalah bangsa kita juga. Tapi itu kan masalah pendidikan formal, sedangkan pendidikan itu kan tidak hanya pendidikan formal.
Inilah sebuah paradigma yang harus mulai kita rubah. Pendidikan itu macam-macam, ada pendidikan formal, ada pendidikan non formal dan ada juga pendidikan informal.  kalau misalnya seseorang tidak bisa menempuh pendidikan formal, apakah dia harus berhenti untuk meraih pendidikan yang lain, seperti pendidikan non formal atau informal. Inilah yang harus segera kita sadari. Yang namanya pendidikan itu sifatnya luas, tidak hanya terbatas pada pendidikan formal saja.

Saya sering menjumpai orang yang karena ia tidak sekolah akhirnya dia minder dan merasa hidupnya akan susah. Karena pikiran seperti inilah, akhirnya hidup mereka benar-benar susah. Bagaimana tidak, mereka sudah tidak mau belajar, tidak menerima nasihat orang lain, tidak mau baca koran, tidak mau baca buku, tidak mau menggali informasi, tidak mau ikut organisasi dan macam-macam yang lain. Inilah yang membuat masalah kemiskinan ini sulit di atasi.


Jika setiap individu menyadari bahwa pendidikan itu penting, maka satu langkah untuk mengentaskan masalah kemiskinan akan lebih mudah.  Setiap individu ini tentunya inidividu yang sudah matang. Kalau anak-anak sulit untuk menyadari hal ini, yang mareka tahu hanya sekolah untuk menuntut ilmu dan mewujudkan cita-cita. Sedangkan esensi dari pendiikan itu sendiri bukanlah hanya menuntut ilmu dan mewujudkan cita-cita saja, tapi lebih  dari itu, yaitu menjadikan manusia mampu mengembangkan potensi diirnya baik itu potensi spiritiual, emosional, intelektula dan fisik dan potensi-potensi yang lain. Tanggung jawab untuk menyadarkan akan esensi dari pendidikan itu sendiri harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, kemudian melebar ke sekolah dan masyarakat. Jadi tidak perlu kita ragu untuk mengatakan bahwa Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengentaskan kemiskinan. Supaya kemiskinan ini bisa terentaskan dengan baik, maka senjata itu harus diasah setiap saat biar tajam, dengan cara belajar terus sampai akhir hayat.

Referensi :

http://cafemotivasi.com/senjata-ampuh-mengentaskan-kemiskinan/


x
 

Blogger news

Blogroll

About